Catatan yang belum selesai, dari 9 Maret 2021
Yang aku ingat dari kamu, adalah bahumu yang lebar, meski perutmu sudah pernah kulihat rata dan buncit bergantian.
Aku ingat matamu yang besar dan bulat, dan tatapan yang meninggalkan kesan. Pipi dengan bekas jerawat, poni yang menjuntai ke satu sisi, aku lupa kanan atau kiri.
Aku ingat jemarimu yang panjang, yang sering menempel di tuts Macbook seken yang layarnya sudah agak kekuningan.
Sebelum membeli Macbook ini, kamu begitu tergila-gila pada label apel ini, merasa harus punya supaya bisa memenuhi hasrat desainmu.
Ingatan tentangmu selalu konyol, dan membuatku tersenyum. Bukan cuma aku, tapi mereka yang kenal kamu, pasti begitu.
Meski menyebalkan sekaligus membuat heran, kami selalu bisa menerimamu dengan segala keanehan dan kelakuan tidak masuk akalmu.
Seharusnya itu karena kamu begitu jelas dengan apa yang kamu mau, kamu begitu kuat memegang impianmu, mempertaruhkan segalanya untuk menghidupkannya, sungguh-sungguh menyerahkan hidupmu untuknya.
Apakah kamu sudah buat terlalu jauh? Apakah kamu bahkan menukar umurmu untuk itu? Berita kepergianmu tidak mengagetkan, apalagi kamu sudah berjuang melawan sakit begitu panjang. Tapi tetap saja, berita ini rasanya terlalu cepat datang.
Selamat jalan, karya besarmu sudah kamu wariskan. Kelak, entah apakah penikmat karyamu masih akan mengingat dirimu. Tapi dalam ingatanku, bintangmu tetap terang bersinar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar